Sabtu, 21 Mei 2011

Aliran-Aliran Ilmu Kalam


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang Masalah
Membahas masalah aliran-aliran pemikiran dalam Islam, maka tidak lain adalah membahas masalah ajaran-ajaran Islam itu sendiri.
Dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahan apakah studi Islam (agama) dapat dimasukkan ke dalam bidang Ilmu pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda.
Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, perdebtan-perdebatan di kalangan para ahli tentang apakah sebenarnya studi Islam menghasilkan titik temu. Untuk itulah, kita harus mengetahui aliran atau ajaran Islam yang dalam masa ini lebih dikenal dengan studi Islam. Studi-studi dalam Islam memiliki banyak sekali aliran. Yang akan dibahas yaitu Ilmu Kalam, Ilmu Fiqih (hukum), Ilmu filsafat dan Ilmu Metafisika.
1.2            Rumusan Masalah
1.      Apa itu aliran kalam?
2.      Apa saja aliran-aliran fiqih?
3.      Apa saja aliran-aliran dalam ilmu metafisika?
4.      Apa saja aliran-aliran dalam ilmu filsafat?

1.3            Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dari dalam ilmu kalam.
2.      Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada di dalam ilmu fiqih.
3.      Untuk mengetahui aliran-aliran dalam ilmu metafisika.
4.      Untuk mengetahui aliran-aliran dalam ilmu filsafat.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1            Aliran-aliran dalam Ilmu Kalam
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-perkara aqidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi SAW. Atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu yang baru yang diberi nama ilmu kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas sebab-sebab dalaman dan luaran.
Aliran-aliran dalam ilmu kalam yaitu:
1)      Aliran Khawarij
Khawarij termasuk aliran yang pertama kali muncul dalam teologi Islam. Sebutan khawarij berasal dari kharaja yang berarti keluar. Kata ini dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib r.a.
Adapun sifat-sifat Khawarij, diantaranya sebagai berikut:
a.       Mencela dan menyesatkan
b.      Buruk sangka
c.       Berlebih-lebihan dalam  Ibadah
d.      Keras terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya.
e.       Sedikit pengalamannya.
Adapun dalam masalah iman dan kufur, pendapat khawarij, setelah terpecah-pecah, memiliki pendapat yang beragam. Dalam tulisan ini hanya dikemukakan pendapat dari sebagian sektenya saja, yakni Al-Muhakkimah, Al-Azariqah, Al-Najdat dan Al-Ajaridah.

2)      Aliran Murji’ah
Murji’ah berasal dari kata arjaa, yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan juga memberi pengharapan.Dalam ajaran utama aliran Murji’ah, orang Islam yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukumi (ditentukan) kedudukannya dengan hokum dunia; mereka tidak boleh akan ditentukan di neraka atau di surga; kedudukan mereka ditentukan dengan hokum akhirat. Sebab bagi mereka, perbuatan maksiat tidak merusak iman sebagaimana perbuatan taat tidak bermanfaat bagi yang kufur.
3)      Aliran Qadariah
Qadariah berasal dari kata qadara adalah nama yang digunakan untuk sebuah aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariah, manusia dipandang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kehendak dan kemauannya sendiri. Mereka menolak adanya qadha dan qadar.
Paham qadariah telah meletakkan manusia pada posisi merdeka dalam menentukkan tingkah laku daan kehendaknya (free act and free will). Jika manusia berbuat baik, hal itu atas kehendak dan kemauannya sendiri serta berdasarkan kemerdekaan dan kebebasan memilih yang ia miliki. Oleh karena itu, jika seseorang diberi pahala yang baik berupa surga di akhirat atau diberi siksa di neraka, semua itu atas pilihannya sendiri.
4)      Aliran Jabariah
Nama Jabariah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Paham ini memposisikan manusia tidak memiliki kebebasan dan inisiatif sendiri, tetapi terikat kepada kehendak mutlak Tuhan.
Manusia, menurut paham ini, betul melakukan perbuatan tetapi perbuatannya itu daalam keadaan terpaksa.Pendapat jabariah pun memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Mereka selanjutnya mengembangkan pahamnya sejalan dengan perkembangan masyarakat pada masa itu.

5)      Aliran Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah merupakan salah satu aliran teologi dalam Islam yang dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis Islam. Ajaran pokok aliran mu’tazilah adalah panca ajaran atau pancasila mu’tazilah, lima ajaran tersebut adalah:
a.       Keesaan Tuhan (al-Tauhid)
b.      Keadilan Tuhan (al-adl’)
c.       Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid)
d.      Posisi diantara dua tempat (al-manzilah bain al-manzilatain)
e.       Amar ma’ruf nahi munkar (al amr b al ma’ruf wa al-nahy ‘an l-munkar)
6)      Aliran Asy’ariah
Aliran ini sering disebut sebagai aliran tradisional. Ajaran asy’ariah ini muncul sebagai alternative yang menggantikan kedudukan ajaran mu’tazilah yang sudah hilang pamornya passca penghapusannya.
Sebagai sebuah aliran teologi, asy’ariah mempunyai ajaran-ajaran yang banyak diikuti masyarakat, khususnya yang cenderung mengikutinya. Ajaran-ajaran tersebut dapat diketahui dari buku-buku yang ditulis Al-Asy’ari sendiri dan para muridnya. 
7)      Aliran Maturidiah
Aliran Maturidiah muncul sebagai reaksi keras terhadap aliran mu’tazilah. Aliran maturidiah terdapat dua golobngan, yaitu maturidiah Samarkand yang terdiri dari pengikut Imam al-Maturidi, dan Maturidiah Bukhara yang terdiri dari pengikut imam al-Badzawi yang tampaknya lebih dekat kepada ajaran al-asy’ari.

2.2            Aliran-aliran Fiqih
Islam dimulai dari Madinah yang merupakan sebuah Negara yang tentunya harus mempunyai lembaga hukum. Kemajemukan masyarakat madinah mengakibatkan munculnya persoalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan. Pada masa Nabi, segala persooalan yang muncul dikembalikan kepada Nabi untuk menyelesaikannya. Kemudian, pada masa sahabat, daerah yang dikuasai Islam bertambah luas.
Dengan demikian, persoalan-persoalan yang timbul di daerah baru itu lebih kompleks penyelesaiannya dari persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat semenanjung Arabia.Untuk menyelesaikan dan memutuskan persoalan-persoalan baru tersebut, para sahabat kembali pada al-Qur’an dan Sunnah. Tapi, untuk menyelesaikan persoalan yang tidak dijumpai dalam kedua sumber tersebut, maka para sahabat mengadakan ijtihad dalam memutuskan persoalan-persoalan tersebut.
Secara historis, hukum Islam telah menjadi dua aliran pada zaman sahabat Nabi Muhammad SAW. Dua aliran tersebut adalah Madrasat al-Madinah dan Madrasat al-Baghdad.
1)      Madrasat al-Madinah/Madrasat al-Hadits
Aliran Madinah terbentuk karena sebagian besar sahabat tinggal di Madinah. Sejak masa yang dini, di Madinah telah muncul para zahid. Mereka kuat berpegang teguh kepada al-Qur’an dan al-Sunnah. Dan mereka menetapkan Rasulullah sebagai panutan kezuhudannnya.
Aliran madinah ini lebih cenderung pada pemikiran angkatan pertama kaum muslimin (salaf), dan berpegang teguh pada zuhud serta kerendahhatian Nabi.
Selain itu, aliran ini tidak begitu terpengaruh perubahan-perubahan social yang berlangsung pada masa dinasti Umayyah, dan prinsip-prinsipnya tidak berubah walaupun mendapat tekanan dari Bani Umayyah. Dengan begitu, zuhud aliran ini tetap bercorak murni Islam dan konsisten pada ajaran-ajaran Islam. 
2)      Madrasat al-Baghdad
Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Baghdad. Diantara pendapatnya adalah bahwa benda wakaf boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan.

2.3            Aliran-aliran dalam Ilmu Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Cabang utama metafisika adalah ontology. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia.
Penggunaan istilah metafisika telah berkembang untuk merujuk pada hal-hal yang di luar dunia fisik.
Adapun aliran-aliran metafisika adalah sebagai berikut:
1)      Super naturalism (Hal-hal ghaib)
2)      Naturalisme (alami)
3)      Monisme (esa/satu)
4)      Dualisme (dua)
5)      Pluralisme (banyak)
6)      Spiritualisme
7)      Materialisme
8)      Indeterminisme

2.4            Aliran-aliran dalam Ilmu Filsafat
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahan( the mother of science )yang mampu menjawab segala pertanyaan tentang berbagai masalah yang berhubungan tentang alam semaesta, manusia dengan segala problematikanya dalam kehidupan. Kemudian karena semakin berkembangnya pemikiran manusia, banyak problema yang tidak bias dijawab oleh filsafat,  maka lahirlah ilmu pengetahuan dalam bentuk disiplin ilmu dengan keterkhususannya masing-masing sehingga sanggup menjawab atas problematika perkembangan metodologi yang semakin pesat.
Filsafat adalah usaha orang untul memahami dunia dan hidup ini, sedangkan filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakekatnya  jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam laporan pendidikan.
Untuk mengenal perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan dibawah ini akan diuraikan garis-garis besar aliran-aliran filsafat dalam pendidikan.


1)      Aliran Progressivisme
Aliran  progressivisme, progress(maju) adalah sebuah paham filsafat yang lahir dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Pengaruh itu terasa diseluruh dunia, terlebih-lebih di amerika serikat asaha pembaharuan di dalam lapangan pendidikan pada umumnya terdodong oleh aliran progressivisme ini.
Pada dasarnya aliran ini mendorong bahwa pendidikan adalah sebagai wadah untuk menjadikan (progress) sebagai generasi yang menjaewab tentang zaman peradaban baru. Melalui pandangan “the liberal road culture”maksudnya ialah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat fleksibel, curious, toleran dan open-minded.progressivime
 Sifat-sifat aliran progressivisme:
1.      Sifat negative: menolak segala otoritarisme dan absolutism seperti yang terdapat dalam agama, politik, etika dan epistemology.
2.      Sifat positive: Menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dan manusia yang diwarisi sejak lahir.
Menurut John Dewey dalam bukunya “Democracy and Education” Isi pendidikannya lebih mengutamakan bidang-bidang seperti pengetahuan alam, sejarah, ketrampilan, serta hal-hal yang berguna serta langsung dirasakan oleh masyarakat. Metode scientific lebih diutamakan dan dipentingkan, dan bukan metode memorisasi. Praktek kerja di laboratorium, bengkel, kebun (lapangan) merupakan kegiatan yang dianjurkan menurut aliran progressivisme dalam rangka terlaksananya “Learning by Doing”
2)      Aliran Essensialisme
Esssensialisme-essensi (pokok) merupakan aliran yang memandang terhadap pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia.
Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas.
Essensialisme didasari atas pandangan humanism yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah keduniawian, serba ilmiah dan materialistic.
Adapun beberapa tokoh utama yang berperan dalam penyebaran essensialisme, yaitu:
1.      Desiderius Erasmus (akhir abad 15)
2.      Johan Amos Comenius (1592-1670)
3.      John Locke (1632-1704)
4.      Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827)
5.      Johan Friedrich Frobel (1782-1852)
6.      Johan Friedrich Herbert (1776 -1841)
7.      William T. Harris (1835-1909)
Tujuan umum aliran progressivisme adalah membentuk pribadi bahagia dunia dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia.
3)      Aliran Perennialisme
Perennialisme diambil dari kata perennial, yang artinya kekal/abadi. Aliran Perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Dengan melihat kehidupan zaman modern telah menimbulkan banyaj krisis, di bidang kehidupan umat manusia. Untuk mengatasi krisis ini, perennialisme memberikan jalan keluar berupa “regressive road to culture”.
Oleh sebab itu perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal.
Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu: nafsu, kemauan dan pikiran. Ide-ide Plato itu dikembangkan oleh Aristoteles dengan lebih mendekatkan kepada dunia kenyataan. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan adalah “kebahagiaan”. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek jasmani, emosi dan intelek harus dikembangkan secara seimbang.
Tujuan pendidikan yang dikehendaki Thomas Aquinas adalah sebagai usaha untuk mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi aktualitas aktif dan nyata.

4)      Aliran Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme dalam Bahasa Inggris “Rekonnstruct”, yang berarti menyusun kembali. Aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Aliran rekonstruksionalisme menempuh dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia. Pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia  melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
5)      Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme pada hakekatnya adalah merupakan aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Secara singkat Kierkegoard memberikan pengertian eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak logis/ tidak ilmiah.
Sikap dikalangan kaum eksistensialisme/penganut aliran ini seringkali Nampak aneh/ lepas dari nama-nama umum.










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Materi pemikiran islam sempat menjadi perdebatan. Sehingga terdapat berbagai Aliran dalam bidang pemikiran islam diantaranya yaitu aliran dalam ilmu kalam yang muncul dari pertama pentetan ilmu ilmu keislaman lainnya. Ilmu kajlam menitikberatakan pembahasannya kepada aspek-aspek dengan Tuhan dengan segala aspeknya.
Selanjutnya, aliran fiqih yang membahas tentang aliran hokum islam untuk mengatur hidup kemasyarakatan warganya.
Aliran metafisika yang membahas pemikiran-pemikiran manusia mengnai dunia, termasuk keberadaan-keberadaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat dan kemungkinan.
Aliran filsafat yang membahas pemikiran akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. 









DAFTAR PUSTAKA

Supiana,Drs.M.Ag dan Karman, M.M.Ag.
                  Materi Pendidikan Agama Islam. Rosdakarya,        Bandung. 2001.
ABD. Hakim, Atang Drs, MA dan Mubarok, jaih, DR,
Metodologi Studi Islam, PT.Remaja   Rosdakarya, Bandung. 2007.
Arifin Muzayyin, Prof. H, M.Ed,
Filsafat Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta.          2008.
Purple brainwash. Blog spot. Com/2010
Members. tripod. Com/../Kalam. htlm.
Kalam stai. Blog spot. Com/2009/03.alir…
Nurul watoni_tripod.com/ Sejarah_PEMI
Blog. Uad. Ac. Id/../aliran-fiqih
Mendens 13. Wordperss.com /2010/03/10/4

1 komentar:

  1. Dengan Hormat , Mohon Aliran Syiah kalau bisa ikut di bahas sebagai refrensi . Terimakasih

    BalasHapus